Kisah Dua Sahabat

28 September 2021 Ditulis oleh Yamin SayaKaya
Featured

Berkat per­sis­ten­si istri, akhirnya saya sem­patkan non­ton satu lagi K‑drama. Squid Game. Jujur, saya harus men­gakui bah­wa walaupun very dark dan twist­ed, Squid Game memang amat memikat. Kom­bi­nasi momen-momen yang aneh (kebanyakan in a good way), yang mene­gangkan, dan yang men­gaduk-aduk perasaan, memak­sa saya untuk berkon­tem­plasi. Soal kehidupan.


Secara garis besar, film ini berceri­ta soal orang-orang yang berpar­tisi­pasi dalam sebuah per­mainan den­gan hadi­ah uang dalam jum­lah yang amat besar bagi peme­nangnya. Tapi ini bukan­lah sebuah per­mainan biasa, kare­na risiko yang diper­taruhkan begi­tu besar, yaitu nyawa para pesertanya.


Saya belum tamat non­ton ser­i­al ini (jadi aman dari spoil­er), tapi ada banyak karak­ter, kata-kata, dan ade­gan yang begi­tu berke­san bagi saya. Mem­in­jam bahasa penulis Tre­van­ian dalam nov­el­nya Shibu­mi yang diter­bitkan tahun 1979, kata-kata di film ini suka terasa begi­tu benar, sehing­ga tidak lagi diper­lukan kehadi­ran yang meny­olok. Juga ada kemara­han, kesedi­han dan penye­salan yang begi­tu intens, sehing­ga tidak lagi per­lu tampi­lan yang memikat. Sebuah ben­tuk otori­tas, tan­pa per­lu adanya dominasi.


Juga satu lagi yang berhar­ga, adalah pela­jaran untuk men­cari pema­haman dan bukan­nya sekedar penge­tahuan. Secara khusus, hal ini diwak­ili oleh dua karak­ter di ser­i­al ini, yaitu Gi Hun dan Sang Woo. Mere­ka adalah teman masa kecil, tapi jalan hidup­nya berbeda.


Sang Woo masuk ke uni­ver­si­tas terke­nal dan pun­ya karir cemer­lang di bidang investasi.


Semen­tara saha­bat masa kecil­nya Gi Hun ter­je­bak dalam kebi­asaan berju­di. Karir maupun kehidu­pan kelu­ar­ganya adalah ben­tuk satu kega­galan ke kega­galan berikutnya.


Toh ked­u­anya, sang “investor” dan sang pen­ju­di, akhirnya berakhir di tem­pat yang sama. Di Squid Game.


Mem­bu­at kita berpikir... Apakah inves­tasi dan judi itu dua hal yang sama? Bukankah Gi Hun dan Sang Woo akhirnya berlabuh di tem­pat yang sama?


Sete­lah mere­nung dan men­co­ba berpikir, saya teringat apa yang per­nah dibi­lang oleh investor leg­en­daris Howard Mark, co-founder Oak­tree Cap­i­tal: “There are two kinds of peo­ple who lose mon­ey: those who know noth­ing and those who know every­thing”.


Ada dua macam orang yang akan kehi­lan­gan uangnya. Mere­ka yang tidak paham soal risiko dan inves­tasi ala Gi Hun. Atau mere­ka yang merasa tahu segalanya dan mengam­bil resiko tan­pa takaran ala Sang Woo.


Jadi bukan soal sisi investor seo­rang Sang Woo yang men­ja­di prob­lem. Melainkan rasa per­caya diri berlebih dan kurangnya rasa hor­mat pada kemu­ngk­i­nan akan ter­jadinya per­ma­nent loss, rugi yang per­ma­nen. Dan rugi per­ma­nen Sang Woo ini ini dipicu oleh ele­men lever­age derivatif yang dita­m­bah den­gan kecu­ran­gan memakai uang orang lain. Masih mem­in­jam wis­dom dari Howard Mark: “Lever­age mag­ni­fies out­comes but doesn’t add val­ues”.


Saya tidak anti lever­age, kalau dalam batas-batas yang wajar. Mis­al­nya beli rumah den­gan memakai KPR, hal ini per­nah saya lakukan. Namun den­gan peng­gu­naan mar­gin atau lever­age berlebi­han, kalaupun tesis inves­tasi kita akhirnya benar, kita mungkin tidak akan per­nah menikmati hasil­nya. Posisi kita mungkin kebu­ru harus ditut­up kare­na mar­gin call telah menyapa.


Dalam hal ini, Sang Woo mungkin berpikir dia sedang berin­ves­tasi, pada­hal yang ten­gah dilakukan­nya adalah berspeku­lasi. Berju­di. Secara esen­si, mungkin tidak berbe­da den­gan apa yang dilakukan oleh saha­bat masa kecil­nya, Gi Hun. Mungkin itu sebab­nya ked­u­anya berte­mu di Squid Game.


Masih dalam perkara inves­tasi ver­sus speku­lasi, seper­tinya wajib hukum­nya untuk meny­i­mak apa yang per­nah dibi­lang oleh Ben Gra­ham, gurun­ya War­ren Buffett.


Dalam pan­dan­gan Ben Gra­ham, seo­rang investor menghi­tung bera­pa nilai wajar sebuah saham, berdasarkan nilai bis­nis­nya. Sedan­gkan seo­rang speku­la­tor berju­di bah­wa har­ga saham yang dibelinya akan naik kare­na akan ada orang lain yang berani bayar bahkan lebih tinggi.


Satu hal lagi. Gra­ham juga bilang bah­wa mere­ka yang sedang berin­ves­tasi, akan men­cip­takan kekayaan untuk dirinya. Sedan­gkan mere­ka yang sedang berspeku­lasi akan men­cip­takan kekayaan untuk bro­kernya semata.


Sto­ry telling ala Squid Game memang amat memikat. Antara lain kare­na kita tidak dibebani oleh per­lun­ya setumpuk buk­ti atas ceri­ta tadi. Dalam menikmati sebuah ceri­ta, kita sedang meng­gu­nakan otak kanan kita, yang mem­buai kita den­gan imajinasi.


Mungkin kita nikmati saja Squid Game seba­gai sebuah kisah yang amat menarik. Mungkin tidak per­lu over­think­ing. Yang jelas, tidak per­lu berspekulasi.


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
Education 21 September 2021

Asetku, Diapain Ya?

Kamu yang mem­ba­ca artikel ini pasti meru­pakan seo­rang investor.

Baca Selengkapnya
thumbnail
Education 20 September 2021

Bisa Masuk, Gak Bisa Keluar?

Dari jaman SD, ada dua hal ten­tang keuan­gan yang selalu dia­jarkan oleh guru dan orang tua kita:

Baca Selengkapnya
thumbnail
Market Update 20 September 2021

Inflasi: Diam Diam Gerus Uang

Sia­pa yang nggak per­nah makan Indomie? Selain anak-anak yang tidak diper­bolehkan makan Indomie oleh orang tuanya, saya rasa ham­pir semua orang Indone­sia per­nah makan mie instan yang satu ini. 

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +62212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.