Tiga Variasi Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap (RDPT) saat ini menjadi reksa dana dengan dana kelolaan terbesar dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Oktober 2024, RDPT memiliki dana kelolaan hingga Rp 149,65 Triliun. Jauh lebih tinggi dibandingkan reksa dana saham (Rp 77,45 Triliun), reksa dana campuran (Rp 28,69 Triliun), dan reksa dana pasar uang (Rp 86,74 Triliun). Hal ini menunjukkan besarnya minat investor terhadap produk RDPT.
Sumber: Statistik Pasar Modal Indonesia KSEI
Ada berbagai alasan kenapa investor memilih RDPT, salah satunya karena pergerakan produk-produk tertentu yang stabil meningkat seperti reksa dana pasar uang (RDPU) tetapi memiliki return yang lebih tinggi. Terlihat pada gambar di atas, produk RDPT I-Hajj Syariah Fund dan STAR Stable Income Fund memiliki pergerakan yang relatif mirip dengan RDPU, tetapi mencatatkan return yang lebih tinggi.
Pertanyaannya adalah apakah semua produk RDPT pergerakannya stabil meningkat seperti di atas? Berdasarkan isi portofolio investasi reksa dana, RDPT setidaknya terbagi menjadi tiga variasi: (1) RDPT mayoritas obligasi korporasi, (2) RDPT mayoritas obligasi negara, (3) RDPT campuran obligasi korporasi dan negara.
RDPT mayoritas obligasi korporasi seperti I-Hajj Syariah Fund dan STAR Stable Income Fund memiliki pergerakan stabil meningkat. Hal ini karena harga obligasi korporasi di pasar stabil dan tidak terlalu berfluktuasi, ditambah kupon yang didapatkan juga relatif tinggi pada obligasi tertentu.
Sedangkan RDPT mayoritas obligasi negara pergerakannya lebih fluktuatif karena harga obligasi negara di pasar yang juga cukup berfluktuasi. Terlihat pada gambar di atas, RDPT yang mayoritas obligasi negara mengalami fluktuasi yang cukup tinggi.
Lalu bagaimana dengan RDPT yang berisi campuran obligasi korporasi dan negara? Pada SayaKaya dapat dilihat contoh produk reksa dana Bahana Makara Prima Kelas G dan Syailendra Pendapatan Tetap Premium.
Bahana Makara Prima Kelas G memiliki pergerakan yang lebih stabil seperti RDPT mayoritas obligasi korporasi dibandingkan Syailendra Pendapatan Tetap Premium. Hal ini terjadi karena isi portofolio investasi Bahana Makara Prima Kelas G hanya 17,26% yang berisi obligasi negara. Sedangkan Syailendra Pendapatan Tetap Premium mencapai 34,97% atau sekitar 2x dari Bahana Makara Prima Kelas G (per November 2024).
Dari ketiga jenis RDPT yang sudah dijelaskan di atas, RDPT mayoritas obligasi korporasi memiliki pergerakan yang stabil meningkat. RDPT mayoritas obligasi negara memiliki pergerakan fluktuatif, bergantung pada harga obligasi negara di pasar. Sedangkan RDPT campuran mengikuti mayoritas aset investasi diportofolio, apakah obligasi korporasi atau obligasi negara.
Bagi yang ingin mengetahui porsi atau alokasi investasi dari RDPT, bisa mengecek pada Fund Fact Sheet yang diupdate setiap bulannya melalui aplikasi SayaKaya dengan memilih produk reksa dana lalu ke menu Informasi. File Fund Fact Sheet berada dipaling bawah pada file Dokumen Produk.
Yuk investasi reksa dana di SayaKaya!
Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa yang akan datang. Investasi reksa dana mengandung risiko, calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.
Lihat Blog Lainnya
Weekly Newsletter 10 Desember 2024: Inflasi Indonesia Kembali Meningkat, PMI Manufaktur Mendekati Level Ekspansi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan yang sangat signifikan dalam seminggu kemarin (periode 29 November - 6 Desember 2024). IHSG ditutup pada level 7.382, meningkat +3,77%. IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan hingga mendekati area resistance terdekat pada level 7.450-7.500. Jika berhasil melewati area ini, IHSG dapat terus meningkat hingga resistance berikutnya pada level 7.800-7.900 yang juga merupakan level all time high (ATH).
Baca SelengkapnyaWeekly Newsletter 3 Desember 2024: Bulan November Berakhir, Penuh dengan Kinerja Negatif
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi -1,13% pada penutupan hari Jumat, 29 November 2024 dilevel 7.114. Penurunan ini membuat IHSG terkoreksi hingga -6,07% pada bulan November. Dan jika dibandingkan selama sepuluh tahun terakhir sejak tahun 2014, penurunan pada bulan November 2024 menjadi koreksi yang terdalam.
Baca SelengkapnyaPromo Spesial Akhir Tahun!
Hi Teman Yamin! Yamin punya promo akhir tahun bonus Reksa Dana BNI AM Pendapatan Tetap Syariah Ardhani sebesar Rp25,000 spesial untuk kamu! Cek syarat dan ketentuannya dulu ya.
Baca Selengkapnya