Karunia Ketidaksempurnaan

19 Juli 2021 Ditulis oleh Yamin SayaKaya
Featured

Di satu WAG (What­sapp Group) geng teman-teman eks bankir, ada yang nyele­tuk bilang bah­wa di era Covid ini, kita bukan cuma susah dan senang bersama, tapi juga bin­gung bersama


Gimana nggak bin­gung, infor­masi soal obat dan vaksin saja begi­tu beragam. Belum lagi soal vit­a­min dan opi­ni ten­tang jam pal­ing pas untuk jemur-jemur, dan banyak hal lain sep­utar Covid. Pen­da­p­at dari orang-orang pin­tar pun bisa san­gat kon­tras perbe­daan­nya. Banyak bermuncu­lan ahli obat, vaksin, vit­a­min, dan jam berje­mur dadakan. Infor­ma­tion over­load at its finest. Makin bingung. 


Den­gan kata lain, kita semua merasa vul­ner­a­ble. Merasa tidak ber­daya. Sayangnya, rasa tidak ber­daya ini ser­ing terasa menakutkan, atau pal­ing tidak, terasa tidak nyaman. 


Vul­ner­a­bil­i­ty is about hav­ing the courage to show up and be seen.


Brene Brown, The Gifts of Imperfection


Sia­pa sih yang ingin menun­jukkan vul­ner­a­bil­i­ty di hada­pan orang lain? Bukankah kita tidak mau ter­li­hat lemah dan tidak gagah perkasa? Pada­hal kalau dipikir-pikir, belum ten­tu orang di depan kita sedang judg­ing atau berpikir buruk ten­tang kita. Kita saja yang GR. Pal­ing mungkin, mere­ka sedang berpikir ten­tang diri mere­ka sendiri. Buk­tinya kalau kita lagi lihat foto bersama teman-teman, yang per­ta­ma kita lihat adalah foto diri kita sendiri? 


Mike Rob­bins, penulis buku Bring Your Whole Self To Work, berpen­da­p­at bah­wa vul­ner­a­bil­i­ty bukan­lah sesu­atu yang jelek, melainkan sesu­atu yang tidak mudah. Apa yang menye­babkan vul­ner­a­bil­i­ty itu tidak mudah? Dalam lev­el yang lebih dalam, kita per­nah men­gala­mi kepahi­tan dalam hidup, keke­ce­waan dan patah hati. Kare­na kita san­gat men­dambakan sesu­atu, dan kehi­lan­gan hal terse­but. Hal ini mem­bu­at vul­ner­a­bil­i­ty begi­tu sulit. 


Dari­pa­da larut dalam aspek tidak nya­man dan khawatir akan judge­ment orang lain, saya berpikir mungkin momen bin­gung bersama ini bisa men­ja­di saat yang tepat untuk bela­jar ten­tang man­faat vul­ner­a­bil­i­ty dalam hidup. Ter­ma­suk juga man­faat vul­ner­a­bil­i­ty dalam berin­ves­tasi. Can’t beat ’em? Join ’em lah.


Buat saya prib­a­di, vul­ner­a­bil­i­ty mem­berikan peringatan pada saya untuk tidak merasa lebih baik atau lebih pin­tar dari­pa­da orang lain. Di hada­pan Covid, kita semua vul­ner­a­ble. Tidak pan­dang bulu jabatan atau har­ta sese­o­rang. Vul­ner­a­bil­i­ty mem­bu­at kita ter­sadar bah­wa men­ja­di seo­rang boss itu hanyalah sebuah peker­jaan, yang ten­tun­ya tidak kekal. 


Vul­ner­a­bil­i­ty juga mengin­gatkan saya akan pent­ingnya empati. Terkadang kare­na mau sok “pro­fe­sion­al” dalam peker­jaan, saya melibas empati di dalam diri. Mengutip Kim Scott di bukun­ya Rad­i­cal Can­dor, hasil akhir budaya sok pro­fe­sion­al — menekan empati adalah tidak ada orang di kan­tor kita yang merasa nya­man men­ja­di diri sendiri di dalam pekerjaan. 


Pen­gakuan akan rasa vul­ner­a­bil­i­ty bermuara pada pen­cip­taan suatu ruang di mana kita semua di dalam organ­isasi akan merasa nya­man untuk men­gakui bah­wa kita semua ….. vul­ner­a­ble. Dan pen­gakuan ini akhirnya berbuah pada kese­di­aan untuk men­ja­di diri sendiri seutuhnya. 


Men­ja­di diri sendiri seu­tuh­nya ini adalah ele­men pent­ing untuk mem­ban­gun sebuah rela­tion­ship di dalam tim. Kepedu­lian yang pal­ing tulus, men­cari wak­tu untuk berbicara secara men­dalam den­gan sesama anggota tim, sal­ing men­ge­nal pada lev­el yang manu­si­awi dan bukan super­fisial, mema­ha­mi apa yang pal­ing pent­ing bagi orang di sek­i­tar kita. Semua ele­men ini dimungkinkan saat kita men­ja­di diri kita seutuhnya.


Di tahun 2012–2014, Google per­nah melakukan stu­di men­dalam yang mere­ka namakan Project Aris­to­tle. Proyek ini men­co­ba untuk men­cari tahu apa yang mem­bu­at per­for­ma suatu tim begi­tu kin­c­long. Sam­pel datanya besar, 180 tim di dalam Google. Hasil­nya menarik.


Yang mere­ka temukan adalah ele­men pal­ing pent­ing dalam suk­ses sebuah tim adalah yang namanya rasa aman secara psikol­o­gis. Sebuah kul­tur di mana trust begi­tu men­ja­di war­na. Anggota tim tidak takut untuk menge­mukakan apa yang ada di benak mere­ka, mengam­bil risiko, atau dipermalukan kalau mem­bu­at kesala­han atau proyeknya gatot; gagal total. 


Mener­i­ma vul­ner­a­bil­i­ty secara seu­tuh­nya adalah bagian dari langkah pent­ing untuk men­ca­pai rasa aman secara psikol­o­gis ini. Sal­ing chal­lenge di antara anggota tim men­ja­di mungkin. Ter­lebih lagi, seman­gat sal­ing chal­lenge ini tidak hanya san­gat pent­ing bagi tim untuk meng­hasilkan karya hebat, tetapi juga untuk mem­ban­gun rela­tion­ship yang dalam di antara anggota tim. Kare­na anggota tim akan men­er­jemahkan chal­lenge ini seba­gai ben­tuk kepedu­lian tert­ing­gi pada sesama anggota tim. 


Lagip­u­la, kita tidak mungkin meraih keberan­ian tan­pa mener­i­ma sepenuh­nya vul­ner­a­bil­i­ty. Keberan­ian ini memu­ngkinkan kita untuk melan­jutkan hidup den­gan cin­ta, pengert­ian, rasa syukur, hen­ing, dan kebahagiaan. 


Saya juga bela­jar dari pan­de­mi ini bah­wa aspek vul­ner­a­bil­i­ty san­gat rel­e­van dalam kehidu­pan berin­ves­tasi, apala­gi di era inves­tasi teknolo­gi. Aset uta­ma perusa­haan teknolo­gi ser­ingkali bukan fixed assets, melainkan orang, nilai dan budaya perusa­haan, dan misi-visi organisasi. 


Kon­sekuensinya adalah dalam berin­ves­tasi, saya akan berfokus pada perusa­haan yang dip­impin oleh CEO yang berani untuk merangkul vul­ner­a­bil­i­ty. Kare­na tipe CEO ini cen­derung lebih berse­dia untuk men­gakui keti­dak­sem­pur­naan. Dan harus terus bela­jar dan bertum­buh seba­gai kon­sekuensinya. Kalau CEO dan anggota tim­nya bertum­buh, seharus­nya besar kemu­ngk­i­nan inves­tasi kita akan terus bertumbuh?


Di dunia insti­tusi, mener­i­ma vul­ner­a­bil­i­ty akan mem­ban­tu men­gu­ran­gi risiko group­think dalam berin­ves­tasi, tapi ini mungkin untuk pem­ba­hasan lain waktu. 


Ok….Covid-19 sucks. Tapi dari­pa­da gabut dan bin­gung bersama, saya akan men­co­ba memil­ih untuk berfokus pada hal-hal baik yang men­ja­di efek samp­ing dari pan­de­mi ini, mis­al­nya merangkul vul­ner­a­bil­i­ty saya. Bagaimana mem­u­lainya? Mungkin den­gan mem­u­lai meli­hat keti­dak­sem­pur­naan saya seba­gai sebuah karunia. 


You’re liv­ing your life as though you’re try­ing to sur­vive it, but you have to remem­ber some­thing very impor­tant. No one has.


Mike Rob­bins, Bring Your Whole Self To Work



Yel­low for­syth­ia in a cleared-vase on a white mar­ble floor by a white curtain


Lihat Blog Lainnya

thumbnail
CEO Insight 5 Juli 2021

It’s the Climb, Champ!

Rabu ming­gu lalu, saya sem­patkan non­ton acara IG Live. Kali ini top­iknya bukan ten­tang inves­tasi melainkan perbin­can­gan seru sep­utar gowes oleh tiga orang istime­wa: Ori­ana Titi­s­ari dari Sucor Asset Man­age­ment, Adri­anus Bias — bos riset Sucor Seku­ri­tas, dan bin­tang tamun­ya John Boemihardjo. 

Baca Selengkapnya
thumbnail
CEO Insight 5 Juli 2021

Apa Benar Biaya Hidup itu Murah?

Lagi-lagi saya tergeli­tik kare­na post salah satu influ­encer dan “eduka­tor” saham. Katanya, biaya hidup itu sebe­narnya murah. Benarkah?

Baca Selengkapnya
thumbnail
CEO Insight 7 Juni 2021

Males Sih Lo!

Belakan­gan lagi heboh banget soal finan­cial influ­encer men­go­men­tari suatu tweet dari Dea Anu­grah, jur­nalis yang saya san­gat hor­mati karyanya.

Baca Selengkapnya

Aplikasi SayaKaya:
Mudah, Cepat, dan Terkurasi!

Semua orang kini bisa berinvestasi Reksa Dana dengan mudah hanya lewat satu aplikasi saja. Download sekarang!

HFM - Unverified - Shadow HFM - Verified - Shadow HFM - Unverified HFM - Verified stars
Sayakaya Logo Copyright ©2024 Landing Page
Download Aplikasi
PT SAYAKAYA LAHIR BATIN
location Sahid Sudirman Centre lt 12
Jl. Jend. Sudirman No.Kav. 13-15, Jakarta 10220
phone +62212527989
email hi@sayakaya.id
SayaKaya adalah aplikasi investasi reksa dana yang berlaku sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dengan produk reksa dana dan manajer investasi pilihan yang telah terkurasi. Dikelola dan dikembangkan oleh PT Sayakaya Lahir Batin yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan nomor registrasi KEP-17/PM.21/2021.

Investasi reksa dana mengandung risiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja masa datang. Calon pemodal/pemodal wajib mempelajari prospektus sebelum berinvestasi reksa dana. Dalam melakukan transaksi jual dan beli reksa dana, calon pemodal/pemodal diharapkan memperhatikan profil risiko, kondisi keuangan serta tujuan investasi dari masing-masing calon pemodal/pemodal.